Kultum: Tetangga; Saudara yang Dekat

tetangga

Kultum: Tetangga, Saudara yang Dekat

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Amma ba’du,
Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhānahu wa Ta‘ālā, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan itu, hidup kita senantiasa dipenuhi keberkahan, baik di rumah, di tempat kerja, maupun di lingkungan sekitar kita.

Makna Tetangga dalam Islam

Saudara-saudara sekalian,
Setiap manusia pasti hidup berdampingan dengan orang lain. Di sekitar rumah kita, ada mereka yang menyaksikan keseharian kita, mendengar suara kita, bahkan mungkin merasakan dampak dari perbuatan kita. Mereka itulah tetangga.

Islam menempatkan tetangga pada kedudukan yang tinggi, bahkan Rasulullah ﷺ menggambarkannya sebagai saudara yang dekat. Maka hubungan baik dengan tetangga bukan hanya urusan sosial, tetapi juga bagian dari keimanan.

Perintah dalam Al-Qur’an

Allah Subhānahu wa Ta‘ālā berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisā’ ayat 36:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًاۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ…

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, dan ibnu sabil.”
(QS. An-Nisā’ [4]: 36)

Ayat ini menegaskan bahwa berbuat baik kepada tetangga sejajar dengan berbakti kepada orang tua. Artinya, kebaikan terhadap tetangga adalah tanda nyata dari ketaatan kepada Allah.

Wasiat Malaikat Jibril tentang Tetangga

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

“Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira bahwa tetangga akan diberi hak waris.”
(HR. Bukhari no. 6014, Muslim no. 2625)

Bayangkan, bro dan jamaah sekalian, saking seringnya Jibril mengingatkan tentang hak tetangga, Rasulullah ﷺ sampai mengira mereka akan diberi warisan seperti keluarga. Ini menunjukkan betapa pentingnya posisi tetangga dalam pandangan Islam.

❤️ Ciri Orang Beriman: Tidak Menyusahkan Tetangganya

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ

Para sahabat bertanya: “Siapa, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab:

الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.”
(HR. Bukhari no. 6016, Muslim no. 46)

Kultum lainnya: Menjadi anak yang dirindukan orang tua di alam kubur

Subhanallah, dalam hadits ini, keimanan seseorang diukur dari bagaimana ia memperlakukan tetangganya. Bila seorang Muslim sering membuat tetangganya resah, maka imannya belum sempurna.

tetangga

Contoh Kebaikan terhadap Tetangga

  1. Berbagi makanan dan rezeki.
    Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Wahai Abu Dzar, apabila engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada tetanggamu.”
    (HR. Muslim no. 2625)
    Pesan sederhana namun bermakna dalam: sedikit berbagi bisa menumbuhkan banyak kasih.

  2. Menjaga lisan dan perbuatan.
    Jangan sampai suara bising, sampah, atau sikap kasar membuat tetangga terganggu. Kadang, tidak menyakiti saja sudah merupakan bentuk kebaikan.

  3. Menjaga silaturahmi.
    Saling menyapa, menanyakan kabar, atau saling membantu dalam kesulitan — semua itu mempererat persaudaraan dan menumbuhkan keberkahan lingkungan.

Dampak Sosial Kebaikan Bertetangga

Masyarakat yang baik dibangun dari lingkungan yang rukun dan saling menghormati. Jika antar tetangga saling peduli, maka rasa aman dan tenteram akan tumbuh. Namun jika hubungan tetangga renggang dan penuh kecurigaan, maka tidak ada ketenangan meski rumah besar dan rezeki banyak.

Islam mengajarkan bahwa ukhuwah (persaudaraan) tidak hanya berdasarkan darah atau agama, tapi juga kedekatan tempat tinggal dan interaksi sehari-hari.

Penutup dan Doa

Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita jaga hubungan dengan tetangga kita. Jika mereka berduka, kita hibur; bila mereka senang, kita ikut bahagia. Bila mereka butuh pertolongan, kita bantu sesuai kemampuan. Dan jika tidak bisa memberi apa pun, cukup dengan tidak menyakiti dan menjaga silaturahmi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.”
(HR. Bukhari no. 6018, Muslim no. 47)

Semoga kita termasuk orang-orang yang dicintai Allah dan dicintai tetangganya karena akhlak yang baik dan hati yang lembut.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

One thought on “Kultum: Tetangga; Saudara yang Dekat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *