Hidup Ini Sementara, Bekalnya Harus Serius

Hidup Ini Sementara, Bekalnya Harus Serius

Kita hidup cuma sekali. Tapi anehnya, kita menjalani seolah akan hidup selamanya.

Kita sibuk kerja, cari cuan, bangun branding, upgrade gaya hidup… tapi sering lupa: semua itu akan tinggal. Yang ikut kita nanti hanyalah amal.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.”
(HR. Bukhari)

Apa artinya? Dunia ini bukan rumah utama. Kita cuma mampir. Dan saat mampir, yang bijak itu bukan sibuk mempercantik tempat singgah — tapi menyiapkan tempat tujuan.


Dunia: Sementara dan Memperdaya

Allah ﷻ mengingatkan dengan tegas dalam firman-Nya:

“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
— (QS. Al-Hadid: 20)

Kenapa dunia disebut memperdaya? Karena tampak indah, tapi sifatnya cepat lenyap. Dunia bisa membuat kita terlena — mengejar status, pujian, angka, popularitas — padahal semua itu tidak menyelamatkan di akhirat.


Yang Akan Kita Bawa: Amal

Kita semua tahu:
Kita lahir tanpa apa-apa. Dan nanti mati pun… kita kembali tanpa membawa apa-apa — kecuali tiga hal sebagaimana disebut dalam hadits:

“Jika manusia mati, terputus amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
— (HR. Muslim)

Yang kita tinggalkan bisa bermanfaat, tapi yang kita bawa hanyalah amal:
✅ Shalat kita
✅ Dzikir kita
✅ Akhlak kita
✅ Kesabaran kita
✅ Sedekah kita

Semua itu yang akan kita lihat kembali di akhirat.


⏳ Waktu Tak Menunggu

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Gunakan lima perkara sebelum lima perkara: mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.”
— (HR. Al-Hakim)

Ini bukan sekadar nasihat. Ini peringatan. Karena kita sering menunda beramal seolah ajal mau menunggu.

  • Mau sedekah? “Nanti kalau udah mapan.”
  • Mau taubat? “Nanti kalau udah tua.”
  • Mau serius ibadah? “Sekarang masih sibuk, tunggu longgar.”

Padahal, kita tidak pernah tahu apakah “nanti” itu akan datang.


✨ Hidup dengan Akhir dalam Pikiran

Salah satu ciri orang bijak adalah: ia hidup dengan memikirkan akhir. Bukan berarti takut mati, tapi sadar arah hidup.

Ia tahu:

  • Hidup ini bukan perlombaan gaya hidup.
  • Rezeki datang dari Allah, bukan dari overworking semata.
  • Pujian manusia tidak ada nilainya dibanding ridha Allah.

Maka ia isi harinya dengan amal. Ia kejar dunia tanpa melupakan akhirat.

Allah ﷻ berfirman:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…”
— (QS. Al-Qashash: 77)


️ Penutup: Waktunya Menata Arah

Bro… hidup ini tidak lama.
Hari ini kita kuat, esok belum tentu. Hari ini kita bisa salat, bisa berbagi, bisa belajar. Tapi besok? Siapa yang bisa jamin?

Maka selama masih bisa:

  • Mari perbanyak amal.
  • Perbaiki niat.
  • Dan jalani hidup bukan cuma untuk hari ini… tapi juga untuk kehidupan abadi yang menanti.

Karena hidup ini singkat, tapi bekalnya harus sungguh-sungguh.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *