Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tema kultum yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, yaitu: “Bekerja Bukan Sekadar Mencari Nafkah, Tapi Ibadah.”
Banyak dari kita setiap hari pergi pagi, pulang sore bahkan malam, demi memenuhi kebutuhan hidup. Tapi tahukah kita, bahwa di balik aktivitas rutin itu, tersimpan peluang pahala yang sangat besar—asal niat dan caranya benar. Maka mari kita renungkan bersama bagaimana Islam memandang pekerjaan, bukan hanya dari sisi dunia, tapi juga sebagai jalan ibadah menuju ridha Allah SWT.
Kultum singkat: Bekerja Bukan Sekedar Mencari Nafkah, Tapi Ibadah
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia hingga akhir zaman. Amma ba’du.
Tema: “Bekerja Bukan Sekadar Mencari Nafkah, Tapi Ibadah”
Jamaah yang dirahmati Allah,
Banyak di antara kita bangun pagi, bekerja sepanjang hari, pulang sore atau malam, semua demi mencari nafkah. Tapi mari kita renungkan: apakah hanya itu tujuan kita? Hanya sebatas penghasilan dunia? Atau ada nilai ibadah di dalamnya?
Islam memuliakan kerja. Bahkan, kerja yang halal dan jujur adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
Dalil Al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dialah (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali) setelah dibangkitkan.”
(QS. Al-Mulk: 15)
Ayat ini menunjukkan bahwa bekerja mencari rezeki adalah bagian dari perintah Allah, bukan sekadar aktivitas duniawi.
Baca Juga: KULTUM: Shalawat, Amalan Ringan Pahala Dahsyat
Hadis Nabi ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ”
“Tidak ada makanan yang lebih baik dari makanan yang diperoleh dari hasil kerja tangannya sendiri. Nabi Daud pun makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”
(HR. Bukhari no. 2072)
Hadis ini menunjukkan bahwa kerja adalah jalan kemuliaan, bukan beban. Bahkan seorang nabi seperti Daud AS bekerja dengan tangannya sendiri.
Renungan
➡️ Saat kita berniat bekerja untuk menafkahi keluarga, menghindari yang haram, dan menjadi pribadi yang mandiri, setiap langkah kita bernilai ibadah.
➡️ Bahkan, memberi makan keluarga dengan hasil halal termasuk sedekah sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِيِّ امْرَأَتِكَ”
“Sesungguhnya tidaklah engkau memberi nafkah yang engkau niatkan karena Allah, kecuali akan diberi pahala, bahkan makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu pun berpahala.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
✅ Penutup
Mari luruskan niat dalam bekerja. Jangan hanya mengejar gaji atau keuntungan, tapi niatkan sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Allah. Dengan begitu, pekerjaan kita sehari-hari menjadi ladang pahala.
Semoga kita semua dimudahkan Allah dalam mencari nafkah yang halal, penuh berkah, dan menjadi jalan menuju surga. Aamiin.